Wednesday, March 10, 2010

Sejarah Batik Pekalongan










Batik Karya Van Zuylen (Dok.Google)

SEJARAH BATIK PEKALONGAN

Dalam buku The Development of Javanese Cotton Industry yang disusun Matsuo Hiroshi, disebutkan batik telah lama menjadi pakaian yang umum dikenakan kalangan petani sejak jaman Majapahit, atau jauh sebelum batik telah ditetapkan sebagai pakaian resmi kerajaan oleh Mataram. lalu bagaimana dengan sejarah perkembangan batik di Pekalongan, berikut ikuti penelusurannya bersama tim pemberitaan radio kota batik.

Proses membatik di wilayah Pekalongan di mulai oleh para pengikut Pangeran Diponegoro yang menetap, dan kemudian mengembangkan usaha batik di sekitar daerah pantai ini, yaitu selain di daerah Pekalongan sendiri, batik tumbuh pesat di Buaran, Pekajangan dan Wonopringgo. sedang Industri batik dimulai ketika sejumlah perempuan Indo Eropa mulai membuat batik, barangkali terjunnya mereka dalam proses pembuatan batik dipengaruhi sebuah kecenderungan di kalangan mereka yang menjadikan sarung sebagai busana resmi.

Mereka yang terjun dalam kegiatan batik ini adalah istri-istri dari sejumlah orang Eropa yang tinggal di Pekalongan, sebagian besar rumah mereka berada di antara Kantor Residen dan Rumah Residen di Kota itu, yang sekarang merupakan jalan Diponegoro, Jl Imam Bonjol serta Jl Progo.

Industri Batik Pekalongan dimulai oleh Caroline Josephine Van Franquemont. Ia adalah orang Indo Eropa pertama yang membikin batik, yang prosesnya di lakukan sekitar tahun 1850-1860. Ia tidak menjalankan kegiatan itu di Pekalongan tetapi di Semarang lalu di tahun 1860 batik juga dibikin oleh Veldhiusen dan Heringas yang disebut sebagai pembatik yang sangat dipengaruhi gaya Belanda.

Noni Belanda yang lain adalah Lien Metzelaar, dia melakukan pekerjaan itu dari tahun 1870-1920, dan sebenarnya masih banyak nama yang dapat disebutkan. Tetapi yang paling terkenal di antara mereka adalah Eliza Charlota Van Zuylen.

Masuknya kalangan perempuan Indo eropa dalam proses produksi pada saat itu, telah menyebabkan sejumlah perubahan pada batik pesisir, Sejarah keberadaa batik pesisir, seperti dituturkan oleh Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan Fathiyah A.Kadir.


Batik Pekalongan sangat cosmopolitan dengan corak ragam khas India, Persia, Turki, Cina dan Belanda sangat terlihat jelas, Bahkan menjelang tahun 1940 di Pekalongan muncul batik dengan gaya Jepang, yang disebut Batik Java Hokokai.

Sekitar 1960 an, batik tulis di Pekalongan sudah mengalami masa kejayaan. Dilanjutkan batik cetak yang maju pesat sekitar 1970-1980, Bersamaan dengan itu, batik tulis justru terangkat derajatnya dan tetap menjadi perhatian bagi mereka yang punya cita rasa seni tinggi.

Dulu para langganan datang ke pasar batik, yang keberadaanya di sekitar Kampung Arab, atau di sekitar jalan Semarang, jalan Bandung dan jalan Surabaya Pekalongan Timur. Pada masa itu adalah masa kejayaan batik Pekalongan, orang mencari nafkah sangat gampang, boleh dibilang hanya bermodal “omong” orang bisa dapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, begitulah kejayaan batik Pekalongan di era tahun enam puluhan seperti diceritakan Fathiyah A.Kadir.

Ditengah berbagai gejolak pasang surut, batik tulis dan cap menghadapi pesaing beratnya ketika muncul teknologi printing, yang diproduksi secara massal kain berupa printing bermotif batik, Bisa dikatakan batik mengalami matisuri, seperti yang diungkapkan pemilik ‘Tobal Batik’ Fathiyah A.Kadir.

Batik bagaimanapun menjadi urat nadi sebagian besar warga kota Pekalongan,
Selayaknya Pemerintah memberikan perhatian yang besar. Tentu banyak hal bisa dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan mempromosikan batik Pekalongan sampai ke mancanegara serta membuat label pemisah antara batik cap, batik tulis dengan printing bermotif batik.

Menurut Fathiyah, berbagai upaya harus dilakukan untuk meraih kembali kejayaan batik, diantaranya terus melakukan Inovasi serta upaya melestarikan kecintaan batik bagi generasi penerus kita.

seiring dengan berkembangnya potensi warisan pusaka Bangsa Indonesia berupa batik, Perlu peran pemerintah serta masyarakat untuk semaksimal mungkin dalam mendukung perkembangan dan pelestarian batik, yang sebentar lagi akan di akui Unseco sebagai warisan budaya dunia. (tim Pemberitaan RKB)
http://infopekalongan-radiokotabatik.blogspot.com

No comments:

Post a Comment


My Ping in TotalPing.com
Get paid To Promote at any Location