Monday, March 1, 2010

Jual Batik Manfaatkan Internet



JAKARTA - Memulai usaha tidak selalu harus diawali modal uang tunai.Kepercayaan dan integritas ternyata juga bisa jadi modal utama seseorang menuai hasil positif ketika membuka usaha.

Itulah yang dilakukan pemilik situs pasarbatik.com dan seragambatik.com Adhika Dirgantara. Sebelumnya Adhika mungkin tidak menyangka akan bisa mengumpulkan uang rata-rata Rp80 juta setiap bulannya. Ya, itulah jumlah nominal omzet usaha menjual batiknya saat ini, sejak tiga tahun silam.

Apa kiatnya? Ternyata Adhika berhasil memadukan tren di era teknologi saat ini yang kian melek komputer dengan batik yang semakin digemari sebagai busana. Hasrat kewirausahaan Adhika dimulai ketika dia memutuskan keluar dari tempat bekerjanya di sebuah perusahaan swasta pada 2006 lalu. Bersama teman kuliahnya, pria kelahiran 10 Juni 1981 itu mencoba membuka bisnis di bidang Information Technology (IT) Development.

Namun,usaha tersebut putus di tengah jalan karena kendala sumber daya manusia.“Saat itu temanteman yang lainnya sibuk bekerja. Kegagalan di IT Development saya maknai sebagai pembelajaran,”tuturnya. Pada saat yang sama, Adhika sempat menjajal bisnis isi ulang tinta yang saat itu cukup marak. Lagi-lagi, usaha tersebut gagal, bahkan tabungan hasil bekerja di perusahaan swasta terkuras.

Pertengahan 2007, bersama istrinya Vesta Fidentia,Adhika mencoba berjualan batik yang diambilnya dari Pekalongan. Dengan tabungan yang sudah terkuras, Adhika memulai bisnisnya ini meski tanpa modal uang tunai. “Modal saya integritas,” ujar Adhika. Modal inilah yang kemudian digunakan Adhika mendapat kepercayaan produsen batik di Pekalongan, tempat kelahirannya. Saat itu dia mendapatkan kemudahan tidak membayar batik yang dibelinya di muka.

Melainkan diberi waktu satu bulan untuk melunasinya. Awalnya Adhika membawa batik langsung dari produsen senilai Rp1 juta. “Saya lekas mengubah barang jadi cash flow.Dibantu istri, saya menjual batik ke tetangga dan kerabat,”tuturnya. Sesuai keyakinannya, target Rp1 juta per bulan pun tercapai. Pada Desember 2007,Adhika lalu membuka display di ruang tamu dan menamai bisnisnya dengan pasar batik.

Dengan bantuan satu orang pegawai serta kegigihannya bersama sang istri, bisnis batik Pekalongan akhirnya membuahkan hasil. Sekitar Desember 2008, Adhika memutuskan berjualan secara online melalui situs pasarbatik. com. Untuk membuat situsnya, Adhika mengeluarkan dana sekitar Rp2 juta. Keputusan berjualan melalui online berdampak besar bagi usahanya. Omzet meningkat hingga berkali-kali lipat.

“Ketika offline tidak seberapa, tapi ketika saya bawa online, naik hampir 1.000 persen,”ujarnya. Dalam berjualan di dunia maya, Adhika memilahnya menjadi dua segmen. Pertama, menjual batik kepada pelanggan yang berminat menjadi agen dengan memberikan diskon 20 persen. Kedua, menjual batik dalam skala kecil kepada pelanggan-pelanggan, seperti ibu rumah tangga dan pegawai kantoran.

Khusus mitra kantoran, dia berhasil memasok seragam batik untuk PT Shell Indonesia dan PT Kao Indonesia. Strategi berjualan di internet juga mampu membuat Adhika menembus batas-batas kewilayahan. Kini batik Pekalongan berlabel Kemang Melati,–sesuai dengan nama perusahaannya CV Kemang Melati,–sudah merambah Bali, Sumatra,dan Sulawesi.Bahkan pesanan juga datang dari luar negeri. (Maya Sofia)
http://economy.okezone.com

No comments:

Post a Comment


My Ping in TotalPing.com
Get paid To Promote at any Location