Saturday, December 11, 2010

Seni Tradisional Jawa ( Ebeg )


"Ebeg" merupakan bentuk kesenian tari daerah Banyumas yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu. Tarian Ebeg di daerah Banyumas menggambarkan prajurit perang yang sedang menunggang kuda. Gerak tari yang menggambarkan kegagahan diperagakan oleh pemain Ebeg. Di dalam suatu sajian Ebeg akan melalui satu adegan yang unik yang biasanya di tempatkan di tengah pertunjukan. Atraksi tersebut sebagaimana di kenal dalam bahasa Banyumasan dengan istilah Mendhem (intrans). Pemain akan kesurupan dan mulai melakukan atraksi-atraksi unik. Bentuk atraksi tersebut seperti halnya: makan Belinatau pecahan kac'a, makan dedaunan yang belum matang, makan daging ayam yang masih hidup, berlagak seperti monyet, ular, dan lain-lain.

Ebeg termasuk kesenian yang tergolong cukup diperhitungkan dalam hal umur. Diperkirakan kesenian jenis ini sudah ada sejak zaman purba tepatnya ketika manusia mulai menganut aliran kepercayaan animisme dan dinamisme. Salah satu bukti yang menguatkan Ebeg dalam jajaran kesenian tua adalah adanya bentuk-bentuk intrans atu wuru. Bentuk-bentuk seperti ini merupakan ciri dari kesenian yang terlahir pada zaman animisme dan dinamisme.

Pertunjukan Ebeg biasanya diiringi dengan alat musik yang disebut Bendhe. Alat musik ini memiliki ciri fisik seperti gong akan tetapi berukuran lebih kecil terbuat dari logam. Akibat perkembangan budaya dianyumas dan orentasi suatu senipertunjukan juga yang dalam tahap awal merupakan sarana ritual telah bergesear pada bisnis seni pertunjukan, pembenahan dalam ebeg-pun segera dilakukan. penataan padaebeg yang dapat meliputi bentuk iringan, penghalusan gerak tari, kostum ataupun propertinya banyak dilakukan oleh seniman Banyumas.


English :

"Ebeg" is an art form of dance that uses the area Banyumas horse doll made of woven bamboo. Dance Ebeg in Banyumas describe war soldier who was riding a horse. Dance movement that describes the bravery exhibited by the players Ebeg. In a dish Ebeg going through a unique scene that usually placed in the middle of the show. Attractions such as in the know in terms of Banyumasan language Mendhem (intrans). Players will be possessed and began to perform unique attractions. Forms of attractions such as: eating Belinatau kac'a fractions, eat immature leaves, eating chicken meat that is still alive, act like monkeys, snakes, and others.

Ebeg including the art of the fairly taken into account in terms of age. It is estimated that this type of art has existed since ancient times, exactly when humans began to embrace the flow of animistic belief and dynamism. One of the corroborating evidence Ebeg in the ranks of older art is the existence of other forms atu wuru intrans. The forms of this kind is characteristic of art that was born during the time of animism and dynamism.

Performing Ebeg usually accompanied by a musical instrument called Bendhe. This instrument has the physical characteristics such as the gong but the smaller size made of metal. Due to cultural development and orientation of a senipertunjukan dianyumas also that in the early stages is a means of ritual has bergesear in the performing arts business, improvement in ebeg-was soon done. padaebeg arrangement which can include forms of accompaniment, grinding dance moves, costumes or property done by many artists Banyumas.


No comments:

Post a Comment


My Ping in TotalPing.com
Get paid To Promote at any Location