Tuesday, September 14, 2010

Taman Nasional Bantimurung ( Bantimurung National Park )















Berjalan di sekitar Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terletak di kabupaten Maros Sulawesi Selatan, menjadi sebuah napak tilas bagi banyak orang yang mengenal bahwa kawasan ini merupakan salah satu tempat konversi bagi kupu-kupu yaitu sekitar 300 spesies kupu-kupu yang pernah ada, atau sekitar 10,8 persen dari jumlah spesies kupu-kupu di Indonesia, kini yang tersisa tinggal 108 spesies berada di kawasan ini.

Masih teringat jelas ketika masih duduk di SD, ketika berkunjung ke tempat ini sang kupu-kupu dapat dengan mudah dijumpai di tempat ini. Bahkan kupu-kupu itu beterbangan di sekita pengunjung dengan bebasnya, menyaksikan bagaimana anak-anak berlarian ‘hanya’ untuk berusaha mengejar binatang inda ini. Namun kini hal tersebut sangat langkah untuk disaksikan lagi, yang ada sekarang hanyalah kupu-kupu yang telah diawetkan walaupun mereka tetap indah.

Kupu-kupu Bantimurung sejak lama sudah dikenal luas wisatawan. Mereka yang berkunjung ke Sulsel selalu ingin menyaksikan apakah Bantimurung yang dahulu dijuluki “Kingdom of The Butterfly” oleh biolog naturalis Inggris Alfred Russel Wallacea (1823-1913), benar-benar masih lestari.

Permintaan cendera mata kupu-kupu yang cukup banyak membuat maraknya usaha penangkapan dan perdagangan liar oleh masyarakat di sekitar Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Kondisi itu diperburuk oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berdiam di sekitar kawasan. Kini, beberapa spesies kupu-kupu langka sangat sukar dijumpai. Sangat sedikit orang yang peduli akan kelestarian serangga penari tersebut. Padahal, potensi kupu-kupu di objek wisata alam yang terletak sekitar 45
kilometer dari Makassar itu selama ini menjadi kebanggaan


English :

Walking around the National Park Bantimurung Bulusaraung located in the South Sulawesi regencies of Maros, become a trail for many people who know that this area is one place for a butterfly conversion of around 300 species of butterflies that never existed, or about 10 , 8 percent of the total butterfly species in Indonesia, now the remaining 108 species live in this area.

Still remember clearly when I was sitting in elementary school, when visiting this place the butterflies can easily be found in these locations. Even the butterflies flying freely in About a visitor, watching how the children running 'just' to trying to chase the animals this Inda. But now it is so steps to be witnessed again, that there now is a butterfly which has been preserved, although they are still beautiful.

Bantimurung butterfly has long been known for tourists. Those who visited the South Sulawesi Bantimurung always wanted to see whether the previously dubbed "the Kingdom of The Butterfly" by the British naturalist Alfred Russel biologists Wallacea (1823-1913), actually still conserved.

Request a souvenir butterfly makes a lot of fishing effort and rampant illegal trade by the communities surrounding the Park-Bulusaraung Bantimurung. The condition was aggravated by the socio-economic conditions of society who live in the surrounding area. Now, several species of rare butterflies is very difficult to be found. Very few people care about these dancers will be the preservation of insects. In fact, the potential of butterflies in natural tourist attraction located about 45
kilometers from Makassar had been the pride of


No comments:

Post a Comment


My Ping in TotalPing.com
Get paid To Promote at any Location