Tuesday, March 1, 2011
Album Jualanku Slideshow
Delegasi Parlemen Eropa puji batik RI
Hal ini disampaikannya saat delegasi tersebut mengunjungi proyek kerja sama hasil pendanaan di bawah komponen Uni Eropa Switch Asia Program di Yogyakarta.
“Uni Eropa adalah mitra Indonesia yang memiliki komitmen. Batik merupakan lambang budaya Indonesia yang indah dan saya gembira atas kerja sama kita untuk menumbuhkan usaha produksi yang ramah lingkungan,” kata Warner Langen, Ketua Delegasi, dalam siaran pers yang diterima Bisnis hari ini.
Langen berharap kunjungan yang dilakukan delegasinya ke dua provinsi di Indonesia, yakni DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat menambah pengetahuannya secara langsung tentang nilai-nilai di Indonesia.
“Saya berharap mendapatkan pengetahuan langsung mengenai dinamika dan keberagaman hubungan antara Uni Eropa dan Indonesia,” kata Langen.
Proyek kerja sama yang dikunjungi itu bertujuan meningkatkan indikator lingkungan dari industri batik dengan mempromosikan proses produksi yang ramah lingkungan, untuk menciptakan konsumen yang sadar lingkungan dan kebijakan lingkungan yang mendukung produksi berkesinambungan UKM batik.
Menurutnya, proyek batik itu menargetkan 600 usaha kecil dan menengah serta pemangku kepentingan lainnya di enam provinsi di Indonesia.
Badan utama yang mengimplementasikan proyek ini adalah Ekonid (Kamar Dagang Indonesia-Jerman) bersama mitra dan asosiasi dari akademisi, kamar dagang, otoritas daerah/nasional, yayasan batik, media dan peritel.
Periode pelaksanaannya dimulai pada Februari 2010 hingga Januari 2014, di mana Uni Eropa memberikan kontribusi 80% dari total biayam yakni sekitar 1,8 juta euro atau sekitar Rp22 miliar.
Selama kunjungan ke dua provinsi itu para delegasi akan menyaksikan seberapa jauh hasil kerja sama antara UE dan RI dalam proyek bantuan dan pembangunan, termasuk usaha rekonstruksi di Yogyakarta pascabencana gempa 2006.
Pada 20 Oktober 2006 Uni Eropa telah memobilisasi bantuan donor sejumlah 78,05 juta euro (sekitar US$95,22 juta/Rp950 miliar) untuk mendukung Pemerintah Indonesia melakukan rekonstruksi, rehabilitasi, dan pemulihan mata pencaharian masyarakat korban gempa di Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.(er)
Sumber dari http://www.bisnis.com/ekonomi/mikro-ukm/13944-delegasi-parlemen-eropa-puji-batik-ri
Industri Batik dengan Pewarna Alami Dilirik Pasar Mancanegara
Metrotvnews.com, Klaten: Industri batik dengan pewarna alam yang dirintis pascagempa tahun 2006 lalu, kini mulai dilirik pasar mancanegara. Proses pembuatan yang alami membuat batik ini mulai menggeser keberadaan batik tulis maupun batik cap.
Industri batik dengan pewarna alam yang ada di Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah, mulai menggeliat. Warga desa yang sebelumnya hanya menjadi buruh batik pengusaha besar kini banyak yang sudah berhasil membangun usaha sendiri.
Salah seorang ketua kelompok batik Desa Kebon, Sri Windarti, menjelaskan batik tulis pewarna alami saat ini memang laris di pasar internasional karena ramah lingkungan. Proses pewarnaan batik yang sebelumnya menggunakan obat-obatan kimia kini telah berganti dengan aneka tumbuh-tumbuhan alami.
Kelompok batik di desa itu selama ini mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari lembaga donor Uni Eropa.
Sebagai strategi pengembangan industri batik ramah lingkungan masing- masing anggota lembaga donor berkomitmen mempromosikan produk batik pewarna alami ini ke asal negara masing- masing.
Usaha batik ramah lingkungan itu saat ini sudah memiliki lima kelompok dengan total anggota lebih dari 150 orang pembatik.(*)