Friday, December 31, 2010
Javanese Culture Society
Selamat Tahun Baru 2011
“We will open the book. Its pages are blank. We are going to put words on them ourselves. The book is called Opportunity and its first chapter is New Year’s Day”.
- Edith Lovejoy Pierce -
Thursday, December 30, 2010
Info Permintaan Katalog Batik Papua
Amole….
Jika Anda memerlukan informasi Katalog Batik Papua , baik itu Batik Printing (Material dari Katun / Satin ) maupun Batik Tulis Papua, Silahkan hubungi kami melalui;
Email: ChandraMalini81@gmail.com atau
SMS: 081-393-0048-79 atau
Facebook Page Kami: www.facebook.com/chandramalini atau Facebook Fan Page Batik Papua: www.facebook.com/Batik Papua
Best Regards,
Ibu Chandra
Tuesday, December 28, 2010
Aplikasi Kain Tradisional: Sentuhan Tradisional pada Pernak-Pernik Masa Kini
Busana berbasiskan kain tradisional pun sekarang bisa disejajarkan dengan busana ala barat lainnya, singkat kata orang-orang tidak sungkan lagi memakain kain tradisional. Euphoria ini juga didukung oleh perancang-perancang ternama yang mulai (atau malah dari dulu) mengaplikasikan kain tradisional pada hasil rancangan mereka. Sebut saja nama Oscar Lawalata yang menggunakan kain ikat Sumba, atau rancangan berkelas milik Ghea Panggabean. Kain tradisional tidak lagi kaku dan bernuansa formal. Ia bertransformasi menjadi sesuatu yang mengikuti perkembangan jaman. Kini tidak lagi sulit menemukan gaun, baju atau celana yang terbuat dari bahan kain tradisional.
Selain digunakan pada pakaian, kain tradisional juga banyak diaplikasikan ke barang-barang rumah tangga, baik secara langsung ataupun hanya berupa contekan motifnya saja. Barang-barang tersebut terdiri berbagai macam seperti sandal, kipas, buku, tas, alat tulis bahkan mobil pun ada yang bermotif kain tradisional. Jenis-jenis kain yang banyak digunakan adalah kain Batik, kain yang satu ini memang merupakan kain yang dari dulu sampai sekarang sering digunakan baik pada busana. Berikutnya yang paling banyak digunakan adalah songket. Songket dengan benang emasnya yang mengilat memberi kesan glamor dan mahal bagi penggunanya. Selain itu, masih banyak lagi jenis kain tradisional yang digunakan seperti kain lurik, songket, tenun ikat Sumba, dan sabagainya.
Efek positif tidak hanya terasa pada bangkitnya nasionalisme dan terjaganya warisan budaya, tetapi juga pada geliat ekonomi. Semua orang tahu bahwa pada masa-masa sulit, banyak pabrik-pabrik penghasil Batik berhenti beroperasi. Sekarang keadaan berbalik, permintaan akan kain Batik kembali naik. Akhir kata, jangan sampai euforia kain tradisional hanya menjadi tren sementara. Biarlah mereka selalu ada diantara kita.
Saturday, December 25, 2010
Festival Gudeg
Ayo ke Jogja ( Come to Jogja )
Wednesday, December 22, 2010
Art Parade Post-Borobudur Promote Tourism Merapi eruption
Saturday, December 11, 2010
Seni Tradisional Jawa ( Ebeg )
Ebeg termasuk kesenian yang tergolong cukup diperhitungkan dalam hal umur. Diperkirakan kesenian jenis ini sudah ada sejak zaman purba tepatnya ketika manusia mulai menganut aliran kepercayaan animisme dan dinamisme. Salah satu bukti yang menguatkan Ebeg dalam jajaran kesenian tua adalah adanya bentuk-bentuk intrans atu wuru. Bentuk-bentuk seperti ini merupakan ciri dari kesenian yang terlahir pada zaman animisme dan dinamisme.
Pertunjukan Ebeg biasanya diiringi dengan alat musik yang disebut Bendhe. Alat musik ini memiliki ciri fisik seperti gong akan tetapi berukuran lebih kecil terbuat dari logam. Akibat perkembangan budaya dianyumas dan orentasi suatu senipertunjukan juga yang dalam tahap awal merupakan sarana ritual telah bergesear pada bisnis seni pertunjukan, pembenahan dalam ebeg-pun segera dilakukan. penataan padaebeg yang dapat meliputi bentuk iringan, penghalusan gerak tari, kostum ataupun propertinya banyak dilakukan oleh seniman Banyumas.
English :
"Ebeg" is an art form of dance that uses the area Banyumas horse doll made of woven bamboo. Dance Ebeg in Banyumas describe war soldier who was riding a horse. Dance movement that describes the bravery exhibited by the players Ebeg. In a dish Ebeg going through a unique scene that usually placed in the middle of the show. Attractions such as in the know in terms of Banyumasan language Mendhem (intrans). Players will be possessed and began to perform unique attractions. Forms of attractions such as: eating Belinatau kac'a fractions, eat immature leaves, eating chicken meat that is still alive, act like monkeys, snakes, and others.
Ebeg including the art of the fairly taken into account in terms of age. It is estimated that this type of art has existed since ancient times, exactly when humans began to embrace the flow of animistic belief and dynamism. One of the corroborating evidence Ebeg in the ranks of older art is the existence of other forms atu wuru intrans. The forms of this kind is characteristic of art that was born during the time of animism and dynamism.
Performing Ebeg usually accompanied by a musical instrument called Bendhe. This instrument has the physical characteristics such as the gong but the smaller size made of metal. Due to cultural development and orientation of a senipertunjukan dianyumas also that in the early stages is a means of ritual has bergesear in the performing arts business, improvement in ebeg-was soon done. padaebeg arrangement which can include forms of accompaniment, grinding dance moves, costumes or property done by many artists Banyumas.